Tupai
merah betina tampak begitu bergairah mengawini 14 tupai jantan setiap
hari. Alasannya sangat sederhana, tupai merah jantan selalu siap untuk
kawin, kapanpun.
Berdasarkan
penelitian di Royal Society Journal Biology Letters, perilaku tidak
biasa dari tupai betina itu tidak ada hubungannya dengan gen. Sebelumnya
mereka berpikir bahwa genetika telah mendorong tumpai perempuan untuk
sering kawin tapi ini salah. Ketika muncul keinginan kawin di diri
pejantan tupai merah muncul, tupai merah betina tidak pernah menolak.
“Perilaku
mereka sangat dipengaruhi oleh kesempatan,” ujar Eryn McFarlane,
ilmuwan di University of Guelph. Meskipun menjadi pejantan yang gemar
melakukan hubungan seks seringkali dianggap sebagai keistimewaan, namun
perilaku ini bisa menimbulkan kematian.
“Memiliki
lebih banyak pasangan berarti lebih banyak mengeluarkan energi untuk
kawin, ini meningkatkan paparan bagi pemangsa, serta meningkatkan
potensi penyebaran penyakit menular seksual,” tegasnya.
Strategi
perkawinan yang optimal hanya terjadi jika unsur genetik ikut andil
untuk menjaga agar kepentingan masing-masing individu terus berjalan.
Bahkan, gen manusia telah berevolusi untuk membantu kontrol hormon dan
faktor biokimia terkait keinginan seksual. Di luar periode itu,
perempuan belum mampu berevolusi untuk mengatakan ‘tidak’ kepada
pasangannya .
McFarlane
dan timnya menemukan bahwa lebih banyak pejantan di suatu area yang
tertarik untuk kawin, maka semakin banyak pula betina yang bersedia.
“Tidak ada ikatan yang kuat antara perilaku kawin dan genetika pada diri
tupai merah. Ada indikasi bahwa perkembangan tingkat pergaulan mereka
masih berjalan lambat.”