Terkadang kita kurang puas bila hanya mendengarkan musik dan membaca ulasan tertulis dari penggiat musik yang kita sukai. Dengan menonton film dokumenter, setidaknya kita bisa mendapatkan penggambaran detail dan terkadang cuplikan langka dari perjalanan sang idola.
Berikut ini tujuh film dokumenter musik yang patut ditunggu (dan dikoleksi, jika mampu) di tahun 2011:
'Marley'
Film tentang raja reggae Bob Marley ini baru dirilis setelah 30 tahun kematiannya. Di film ini, sutradara Kevin Macdonald mengatakan, kita bisa melihat Bob berbeda dari yang dibayangkan orang selama ini (santai dan selalu "tinggi" karena ganja). Kita bisa melihat sisi lain lelaki yang sering dipanggil Tuff Gong tersebut. Gosipnya, film ini cukup bagus hingga sang sutradara yakin masuk Oscar.
'Glee: The 3D Concert Movie'
Film remaja ini diadaptasi dari serial televisi berjudul sama. Berkisar pada tur mereka di Amerika Serikat, film ini menceritakan latar belakang pemilihan lagu, serta drama yang melibatkan para penampilnya. "Glee: The 3D Concert Movie" tercatat hanya mengeruk keuntungan medioker dan tidak masuk jajaran film unggulan. Masalah cerita dan drama bisa jadi tak mendukung format film, namun melihat bakat-bakat baru musik bernyanyi dengan caranya sendiri adalah faktor utama film ini. Oh, dan tak lupa: teknologi 3D.
'From the Sky Down'
Apa lagi yang bisa digali dari band besar seperti U2? Dokumentasi mereka berjibun dan hampir seluruh konser penuh disesaki umat. Hampir tak ada yang baru. Tapi film yang digawangi David Guggenheim ("An Inconvenient Truth", "It Might Get Loud") disebut-sebut menyajikan banyak cuplikan langka dari sesi rekaman album fenomenal "Achtung Baby" di Berlin dan Dublin. Bagaimana U2 bergerak melawan kehancuran yang mengancam hingga bergerak menuju ketenaran adalah pusat cerita film ini.
'The Prodigy: World's on Fire'
Pecinta musik dansa elektronik yang superkencang? Liputan konser megah The Prodigy dalam "Warrior's Dance Festival" tahun 2010 lalu bisa menjadi pilihan utama. Film yang diklaim "jika ditonton akan membuat Anda bangkit dari kursi dan memulai <em>mosh pit</em>" ini mendapat pujian di semua tempat. Banyak kejutan juga tampil di sana-sini dengan nomor-nomor paling panas "Breathe", "Firestarter" dan "Smack My B*tch Up". Mereka dapat menjadi pengobat kangen Anda terhadap ajang <em>rave party</em> yang keras.
'Foo Fighters: Back and Forth'
Sesuai dengan judulnya, dokumentasi berdurasi dua setengah jam ini menceritakan maju mundur karir Foo Fighters, band alternatif rock asal Seattle dan Virginia, Amerika Serikat. Dimulai dari premis sebagai band remeh-temeh kloning Nirvana, mereka bertransformasi menjadi kekuatan yang dihormati di dunia musik. Bagi kalian anak band, cermati bagian saat mereka hampir bubar dan membalikkan keadaan dengan album segar yang dibuat di ruangan bawah tanah Dave Grohl.
'PJ Twenty'
Sebagai penawar rindu Pearl Jam, film dokumenter ini sudah terbukti laris manis saat pemutaran tunggalnya di Jakarta. Film ini juga mendapat ulasan bagus dari banyak pihak, dan sayang kita hanya akan dapat menonton versi cakram videonya saja. Berisi potongan lebih dari 12.000 jam dokumentasi Pearl Jam, band rock alternatif asal Seattle, film ini menceritakan sejarah 20 tahun mereka sejak terbentuk hingga menjadi legenda hidup grunge.
'George Harrison: Living in the Material World'
Diam-diam, ternyata pemain gitar band legendaris The Beatles ini dibuatkan film dokumenternya oleh Martin Scorcese ("Godfellas", "Shutter Island"). Film yang judulnya diambil dari titel solo album George di tahun 1973 ini akan berkisar pada kehidupannya di Liverpool, perannya sebagai "<em>the quiet Beatle</em>" dan juga menyinggung perempuan-perempuan di sekitarnya. Martin Scorcese telah menyutradarai dokumenter-dokumenter hebat sebelumnya seperti the Rolling Stone "Shine a Light" dan Bob Dylan "No Direction Home". Tak pelak, film ini jadi ditunggu-tunggu khalayak di dunia (dan tentu saja para Beatlemania). "Living in the Material World" rencana dirilis Oktober tahun ini. Sangat patut ditunggu!
sumber