Sebuah studi yang dimuat di Proceedings of the National Academy of Sciences menyebutkan, saat laki-laki menjadi seorang ayah, tingkat hormon testosteronnya menurun. Lalu, apa dampak penurunan tersebut?
Dr. Lee Gettler, ilmuwan dari Northwestern University, melakukan penelitian tingkat testosteron pada 624 laki-laki Filipina berusia 21 tahun. Setelah lima tahun menjadi ayah, tingkat testosteron mereka menurun drastis hingga 34 persen. Penurunan terbesar terjadi pada mereka yang sering menghabiskan waktu bersama anak.
Menurut Dr. Gettler, ada sesuatu yang berubah ketika seorang laki-laki menjadi ayah yang aktif sehingga berkontribusi terhadap penurunan testosteron. Sementara Peter Gray, seorang ahli Antropologi di University of Nevada mengemukakan, "Seorang ayah dengan kadar testosteron yang rendah akan lebih sensitif terhadap isyarat dari bayi dibandingkan isyarat dari lawan jenisnya".
Meski demikian, penurunan tersebut tidak memengaruhi libido laki-laki. Justru sebaliknya, dalam banyak hal laki-laki merasa menjadi lebih bahagia. Christopher Kuzawa, ahli Antropologi di Northwestern University pun menegaskan, "Anda tidak butuh banyak testosteron untuk memiliki libido"
sumber