Manajemen PT Garuda membantah isu adanya perbedaan gaji hingga dua kali lipat yang diterima antara pilot asing dengan pilot lokal.
”Isu tersebut tidak benar (non sense), bahkan Pak Emir (Dirut Garuda) memberikan alternatif terkait pilot asing bahwasanya jika pembayarannya sama dengan pilot lokal,” ungkap Direktur Operasional Garuda Indonesia, Ari Sapari, dalam keterangan pers di kantor pusat Garuda, Tangerang (27/7).
Terkait isu perbedaan gaji tersebut, Ari menjelaskan, status pilot asing di Garuda hanya bersifat kontrak dengan perjanjian kerja selama 12 bulan. Selama masa kerja tersebut, pilot asing tersebut menerima pendapatan dalam mata uang dolar Amerika Serikat. “Pilot asing hanya menerima gaji tanpa tunjangan lain seperti jaminan kesehatan maupun asuransi pekerja dari PT Jamsostek, dan tidak mendapat jaminan personal accident serta tunjangan pensiunan masa bhakti.
Sementara itu, para pilot lokal selama setahun setidaknya mendapat gaji sebanyak 15 kali. Selain gaji selama 12 bulan, tambahan gaji para penerbang Garuda diperoleh dari tunjangan hari raya (THR), tunjangan setia memasuki pendidikan baru, insentif akhir tahun, serta pesangon cuti tahunan dengan besaran setengah dari gaji,” beber dia.
Selain itu, tambah pundi-pundi pendapatan pilot lokal juga akan semakin bertambah dengan kebijakan perusahaan yang memberikan uang penghargaan untuk pegawai dengan masa bakti 20 tahun. Besaran pendapatan tersebut mencapai 4 kali gaji. Terkait persolan tersebut pihak manajemen mengaku sudah melakukan pertemuan dengan pihak asoasiasi pilot garuda (APG) tersebut pada tanggal 23 Juli. Namun, demikian dalam pertemuan tersebut APG meminta agar tidak ada pihak manajemen operasional. “Mungin disini yang kurang tepat, tidak terpenuhi dan membatalkan stament,” tukas dia.
Pembatalan itu, menurut dia, bukan dari pihak manajemen tapi dari APG. Untuk mengantispasi tersebut pihak manajemen tetap akan memberdayakan pilot yang ada agar penerbangan tetap berjalan.
Seperti diketahui, Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG) masih konsisten dengan rencananya menggelar aksi mogok terbang pada Kamis, 28 Juli 2011. Alasan, ketidakadilan penerimaan pendapatan antara pilot lokal dan asing masih menjadi kendala tercapainya kesepakatan.
sumber