Masyarakat Sumatera Barat punya cara lain menikmati kopi. Selain menggiling biji kopi, mereka juga memanen daunnya.
Daun kopi itu kemudian diolah menjadi minuman khas bernama kawa daun. Daun kopi muda disangrai terlebih dulu sampai kering dan berwarna coklat kehitaman. Hasilnya kemudian direbus selama berjam-jam di atas tungku berbahan bakar kayu.
Agar lebih nikmat, kawa daun harus disajikan dengan batok kelapa. Rasanya enak, agak mirip rasa sari kacang hijau. Sayangnya minuman ini terlalu manis untuk lidah saya. Jika Anda tak menyukai minuman terlalu manis sebaiknya pesan kawa daun dengan sedikit atau tanpa gula sama sekali.
"Saya sudah menjual kawa daun sejak tujuh tahun yang lalu," kata Asnidah saat ditemui di warungnya. Minuman ini sebenarnya sudah ada sebelumnya, namun belum banyak dijual.
Asnidah menjual kawa daun dengan harga Rp 2000 per gelas. Dalam sehari dia bisa menjual ratusan gelas kawa daun. Bahan baku berupa daun kering didapat dari pemasok dengan harga Rp 50 ribu per kg. "Memang agak mahal, tapi sebenarnya 5 kg itu bisa memenuhi satu karung kecil," kata dia.
Konon kebiasaan meminum kawa daun ini berawal dari keinginan warga untuk ikut menikmati kopi, yang zaman dahulu merupakan komoditas langka dan tak bisa dinikmati orang biasa. Warga juga percaya bahwa kawa daun memiliki banyak khasiat. "Kalau diminum teratur, bisa menyegarkan badan dan menyembuhkan penyakit," kata Asnidah.
sumber